How to Upscale Your Wedding Photography Business

Foto adalah momen yang tertangkap dan bisa menjadi suatu cerita. Untuk menjadi seorang fotografer yang sempurna, bukan hanya dengan menekan tombol shutter di balik kamera, tetapi harus bisa mengarahkan dan berkomunikasi dengan klien untuk hasil yang maksimal. Dalam kelas ini, Bondan akan memberikan ilmu membangun bisnis dari kelas kampung, kelas terpalan hingga skala yang lebih luas lagi

Beginner 0(0 Ratings) 3 Murid bergabung
Dibuat oleh Dominikus Bondan Pamungkas Diupdate tanggal Mon, 12-Oct-2020 Indonesia
Apa yang akan saya pelajari?

+ Selengkapnya
Deskripsi

Foto adalah momen yang tertangkap dan bisa menjadi suatu cerita. Untuk menjadi seorang fotografer yang sempurna, bukan hanya dengan menekan tombol shutter di balik kamera, tetapi harus bisa mengarahkan dan berkomunikasi dengan klien untuk hasil yang maksimal. Dalam kelas ini, Bondan akan memberikan ilmu membangun bisnis dari kelas kampung, kelas terpalan hingga skala yang lebih luas lagi.

Kelas Bondan memiliki beberapa modul sebagai berikut:

Chapter 1: Memulai dari kelas ‘terpalan’: Introduction growth wedding business strategy and tactics.

Bondan memulai bisnisnya dari kelas pernikahan yang masih menggunakan ‘terpal’. Bila kamu memasuki bisnis pernikahan, kamu diharuskan untuk mendapatkan gambar terbaik dengan alat yang kamu miliki. Bila kamu adalah seseorang yang baru mau memulai bisnis ini dari dasar, kamu bisa belajar banyak dari kelas Bondan.

Kelas ini akan melatih kamu mendapat hasil yang terbaik dengan kondisi seadanya. Cara kamu melatih tanggung jawab dari hal yang kecil, memperhitungkan biaya alat, dan memikirkan investasi untuk menunjang pekerjaan akan dibahas dengan lengkap di sini.

Chapter 2: Know yourself : Personal analytics.

Di dalam kelas ini kamu diajak untuk mengetahui apa yang kamu bisa kamu berikan kepada pelanggan dan cara membangun finansial yang baik. Kelas ini juga memberikan pengetahuan mengenai berbagai pertimbangan pelanggan dalam memilih vendor dan cara kamu menyikapinya sebagai penyedia jasa.

Chapter 3: Why wedding? What kind of wedding style?

Wedding photographer harus memperhatikan beberapa rangkaian, tidak hanya belajar teknik tetapi juga berbagai kesulitan yang akan terus kamu hadapi. Dalam kelas ini juga diberikan perkembangan tren dari pernikahan dari zaman ke zaman yang bisa kamu terapkan dalam bisnis kamu. Di akhir kelas ini, Bondan juga memberikan strategi penyelarasan antara ciri khas kamu dengan karakteristik pasar.

Chapter 4: Pre-wedding lokal / International.

Bisnis pre-wedding memiliki potensi yang besar dan kenyamanan bagi pelaku bisnis karena bisa lebih diatur dibandingkan dengan vendor pada hari pernikahan. Apa saja yang harus kamu perlu ketahui saat melakukan pre-wedding, hal penting yang harus kamu perlihatkan di depan klien, serta cara membangun mood dan suasana melakukan prewedding, akan disajikan dalam kelas ini.

Dalam kelas ini juga diberikan perbandingan antara karakteristik pre-wedding lokal dan internasional, sehingga kamu sebagai pelaku usaha dapat mulai memilih pasar apa yang ingin kamu tekuni.

Chapter 5: Market analytics : SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats).

Analisa pasar diperlukan agar kamu bisa mendapatkan klien yang kamu inginkan. Dalam kelas ini, kamu akan dibekali contoh analisa dasar SWOT yang relevan untuk aplikasi bisnis wedding. Berbagai elemen mulai dari kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan juga ancaman dalam bisnis wedding akan diberikan contohnya oleh Bondan.

Bondan juga bukan hanya memberikan cara analisa, tetapi juga implementasi keputusan yang dapat diambil dari hasil analisa tersebut.

Chapter 6: Go to market, build portfolio, and make photography characteristic.

Setelah analisa dasar, maka penting untuk membuat portfolio untuk bisa masuk ke pasar. Portfolio sangat penting untuk memberi kepercayaan kepada klien. Kamu harus memiliki portfolio untuk menunjukkan hasil pemotretan yang telah kamu ambil sebagai bukti bahwa kamu ahli dan bukan pemula yang hanya mencoba-coba. Dalam kelas ini, kamu juga bisa mempelajari strategi pemasaran selain memberikan portfolio.

Bukan hanya itu, penting juga untuk membangun karakter yang dapat menjadi ciri khas kamu sebagai vendor. Karakteristik ini akan menentukan pelanggan yang akan kamu dapatkan. Dalam kelas ini, Bondan membagikan contoh karakter dan pelanggan apa yang akan didapatkan.

Chapter 7: Market online/offline digital expansion market partnership vendor.

Dalam kelas terakhir, Bondan memberikan pengetahuan pasar online dan offline. Mulai dari perbedaan pasar online dan offline, apa saja yang perlu kamu lakukan untuk meraih hati masing-masing pasar, serta kelebihan saat kamu menekuni online market, akan disajikan dalam kelas ini.

+ Selengkapnya
Kelas terkait
00:37:40 Jam
Updated Mon, 07-Dec-2020
0 4 Gratis
00:10:04 Jam
Updated Mon, 07-Dec-2020
4 5 Gratis
00:39:00 Jam
Updated Mon, 07-Dec-2020
0 4 Gratis
01:12:58 Jam
Updated Mon, 12-Oct-2020
0 4 Rp 400000
01:01:31 Jam
0 2 Rp 450000
01:24:40 Jam
Updated Mon, 12-Oct-2020
0 6 Rp 250000
01:35:00 Jam
Updated Sun, 08-Nov-2020
0 5 Rp 250000
00:57:50 Jam
Updated Fri, 16-Oct-2020
0 3 Rp 250000
01:04:49 Jam
Updated Mon, 03-May-2021
0 1 Rp 250000
01:10:02 Jam
0 1 Rp 250000
00:52:37 Jam
Updated Sat, 15-May-2021
0 1 Rp 250000
01:51:38 Jam
Updated Wed, 19-May-2021
0 1 Rp 250000
Tentang instruktur
+ Selengkapnya

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-GB X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-ansi-language:EN-GB;} </style> <![endif]-->Fotografi bermula dari sebuah hobi, dan awalnya ingin menjadi seorang wartawan. Namun seiring berjalannya waktu menjadi lebih tertarik dalam dunia Wedding. fokus pada wedding story telling dan memulai sendiri pada 2011 di Jogjakarta. Dari wedding kampung beratapkan terpal orange dan sekarang merambah pada overseas prewedding dan saat ini 95% klien berada di jakarta. merambah dari desa melakukan ekspansi pasar ke ibukota. Saya akan bercerita bagaimana membangun brand dari kelas desa menuju kelas kota.

Feedback Murid
0
Rata-rata penilaian
  • 0%
  • 0%
  • 0%
  • 0%
  • 0%
Review
Rp 250000
Beli sekarang
Termasuk:
  • 02:20:24 Jam On demand videos
  • 7 Pelajaran
  • Full akses selamanya